Wonka (2023)
Wonka adalah bioskop yang penuh dengan pernak-pernik unik, dengan Paul King yang menyutradarai dan menulis naskahnya bersama Simon Farnaby membawa kita ke dunia magis di mana setiap sudutnya penuh inspirasi dan terinspirasi oleh keajaiban.
Beberapa orang akan mengkritik kurangnya karakteristik sisi gelap dalam novel Roald Dahl, serta dua adaptasi layar lebar sebelumnya, Willy Wonka and the Chocolate Factory (1971) dan Charlie and the Chocolate Factory (2005). ). Namun sebagai prekuel yang menyoroti masa muda Willy Wonka (Timothée Chalamet), perbedaan nada ini sangat masuk akal. Lagi pula, mengapa mendambakan kegelapan di dunia yang saat ini membutuhkan lebih banyak kebahagiaan?
Berdasarkan kenangan masa kecil memakan coklat lezat yang dibuat oleh ibunya (Sally Hakwins), Wonka bermimpi membuka toko coklat di Galeries Gourmandes yang terkenal. Prosesnya tidak mudah, terutama karena mendapat tentangan dari rivalnya, Arthur Slugworth (Paterson Joseph), yang menyuap sheriff (Keegan-Michael Key) untuk menggagalkan usaha Wonka.
Pesaing tentu saja khawatir karena Wonka bukanlah pembuat coklat biasa. Ada coklat yang bisa membuat orang melayang setelah memakannya, dan ada juga coklat yang mengandung banyak bahan aneh, mulai dari susu jerapah hingga éclair. Desainnya bermacam-macam, semuanya dibuat Wonka di pabrik keliling yang disimpan di dalam kopernya.
Visi Paul King yang didukung desain produksi inovatif berhasil menebarkan kesan magis ke segala arah penonton. Tentu saja, karena Wonka lahir dari kepala orang Inggris, humornya memiliki keeksentrikan serupa.
Film ini tidak memiliki tempat untuk hal yang normal. Setiap menit menawarkan wahyu yang menarik, bahkan ketika karakternya hidup dalam kesengsaraan. Pada satu titik, Wonka menemukan dirinya terjebak dalam Ny. Scrubbit (Olivia Colman) dan Bleacher (Tom Davis), meninggalkan dia terdampar bersama orang lain yang bernasib sama. Salah satunya adalah seorang anak laki-laki bernama Noodle (Calah Lane), yang tidak mengetahui identitas orang tuanya.
Mereka tidak berdaya, sengsara, dan hanya bernyanyi bersama yang bisa menjaga harapan. Didukung oleh serangkaian lagu yang menarik, termasuk versi baru dari Pure Imagination, Paul King mengubah musikal tersebut menjadi cara karakternya mengekspresikan harapan mereka. Adegannya kaya akan imajinasi, bagaikan mimpi indah yang kemunculannya membawa kebahagiaan yang menyentuh hati.
Timothée Chalamet piawai menangani gestur saat membawakan musikal, bahkan saat ada momen, dalam kehidupan yang lebih besar dari kehidupan. Presentasi Seperti Wonka, ekspresi diri sang aktor tetap terlalu fokus pada gaya realistis yang menjadi ciri khasnya. Sedangkan dua seniornya Olivia Colman dan Sally Hawkins tampil sempurna sebagai dua karakter yang berlawanan. Colman merupakan sosok yang hina, mudah dibenci, sedangkan Hawkins dengan penampilannya yang singkat mampu memancarkan kehangatan.
Kamu Bisa Menontonnya Di Indoxxi.
Komentar
Posting Komentar